Tak bisa dipungkiri, para pengidap HIV dianggap oleh sebagian besar masyarakat sebagai hal yang harus dihindari. Tak peduli besar atau kecil penderitanya, tetap saja tak ada rasa kasihan yang tersisa untuk mereka. Namun, hal berbeda ditunjukkan oleh Puger Mulyono. Tukang parkir berhati mulia satu ini malah mendirikan panti asuhan khusus untuk merawat anak-anak penderita HIV/AIDS.

Hatinya Tergerak Melihat Anak Terinfeksi HIV/AIDS yang Terlantar

Perjalanan Puger Mulyono mendirikan panti asuhan khusus untuk anak-anak penderita HIV/AIDS dimulai pada tahun 2012 silam. Saat itu, pria berusia 46 tahun ini bertemu dengan Yosep, seorang anak yang terinfeksi HIV/AIDS yang ditelantarkan oleh orang tuanya. Pada saat itu, Yosep yang masih berusia dua tahun mengalami pertumbuhan yang lambat, dibandingkan dengan anak seusianya.

Oleh Puger Mulyono, Yosep dibawa pulang ke rumahnya dan dirawat seperti anak kandungnya sendiri. Syukurnya, sang istri pun sama sekali tak protes, bahkan turut serta merawat Yosep seperti anaknya sendiri. Jangankan lingkungan, Puger Mulyono yakin bahwa masih ada banyak lagi anak yang menderita HIV, yang ditelantarkan oleh keluarganya. Inilah yang jadi awal perjuangan Puger Mulyono.

Sempat Diusir Keluar dari Kontrakan oleh Tetangga

Jalan Puger Mulyono dalam membantu anak-anak yang terinfeksi oleh HIV/AIDS ini tentu saja sama sekali tak mudah. Pria yang menjalankan pekerjaan sebagai juru parkir di Kota Solo ini menerima banyak penolakan, khususnya oleh warga sekitar tempatnya tinggal. Akibat penolakan dari warga ini, ia bahkan sempat berkali-kali berpindah tempat tinggal. 

Penolakan warga tentu saja disebabkan karena ketakutan mereka akan resiko penularan penyakit yang dianggap sebagai kutukan itu dari anak asuh Puger Mulyono. Alhasil, Puger beserta keluarga pun sering kali berpindah tempat tinggal. Ia yang awalnya tinggal di Kartasura, pernah pindah ke Laweyan, Pasar Kliwon, hingga akhirnya sekarang tinggal di wilayah Sondakan.

Bagi Puger sendiri, penolakan warga bukanlah tanda bahwa ia harus berhenti dari aktivitasnya ini. Bahkan, ia makin aktif dalam mencari anak-anak yang terinfeksi HIV/AIDS di sekitar lingkungannya. Pernah sekali, Puger menemukan anak penderita HIV/AIDS yang harus tinggal di kandang ayam, karena tak ada satupun warga sekitar yang mau menampungnya.

Sisihkan Pendapatan untuk Merawat Penderita HIV/AIDS

Sebagai juru parkir, tentu saja pendapatan Puger jauh dari cukup untuk bisa merawat semua anak-anak penderita HIV/AIDS yang ditampungnya. Namun, dengan adanya tambahan berupa donasi dari berbagai pihak, Puger sampai sekarang tetap bertahan merawat puluhan anak penderita HIV/AIDS. Bahkan, sudah tersedia yayasan khusus untuk menampung anak-anak tersebut.

Yayasan Lentera Surakarta yang didirikan di atas lahan pemerintah Kota Surakarta ini, bermula dari penolakan warga sekitar tempat tinggal Puger atas anak asuhnya. Puger dan bersama keluarganya pun kini tak perlu berpindah tempat tinggal lagi. Ia yang tinggal di rumah berjarak sekitar 100 meter dari yayasan, bisa merawat anak asuhnya dengan nyaman.

Apresiasi Atas Perbuatan Mulia Puger Mulyono

Saat semua orang, bahkan keluarga sendiri menolak, Puger hadir di hadapan anak-anak yang terinfeksi HIV/AIDS. Ia bawa pulang dan ia rawat bak anak kandungnya sendiri. Sifatnya ini saja sudah mutlak menjadikannya sebagai seorang inspirator sejati. Apresiasi berupa kesempatan umroh gratis pun sangat pantas diberikan padanya lewat kampanye #AwaliDenganKebaikan dari Allianz.

#AwaliDenganKebaikan merupakan kampanye Allianz, untuk membangkitkan kesadaran setiap orang untuk berbagi dan berguna bagi orang lain. Allianz, penyedia asuransi syariah Indonesia, sadar betul bahwa setiap manusia pasti punya niat menolong dan melindungi orang lain. Seperti misalnya Anda, yang menggunakan produk asuransi syariah Allianz, untuk proteksi diri dan keluarga. 

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *